Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN)

Bandung, Senin 16 Januari 2023



Gelombang ke             : 28

Resume ke.                 : 4

Materi.                        : Konversi Karya Tulis (KTI) Menjadi Buku

Narasumber.                : Eko Daryono, S.Pd

Moderator                   : Nur Dwi Yanti, S.Pd


Assalamualaikum wr wb guru hebat Nusantara.

Malam ini adalah pertemuan ke-4 kelas belajar menulis Nusantara (KBMN) yang dilaksanakan secara virtual dan dibimbing oleh Om Dokay dan PGRI. Malam ini malam yang sangat indah karena cuaca terang benderang sehingga bisa menjadi semangat yang luar biasa untuk mengikuti kuliah malam ini dengan ditemani sedikit beliau beliau cemilan sepisin pisang keju. Moderator malam ini Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd  Beliau yang akan memandu acara malam ini selama 2 jam.

 

A. Pembukaan

Moderator membuka acara malam ini dengan mengajak untuk berdoa berdasarkan keyakinan masing-masing. Moderator memperkenalkan narasumber malam ini yaitu bapak Eko Daryono, S.Pd.

 

B. Pemaparan Materi

DEFINISI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah (Perka LIPI Nomor 2 Tahun 2014).

 

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis secara objektif dan jujur didukung oleh fakta, teori dan bukti-bukti empirik menggunakan bahasa baku (Dalman, 2016: 5).

 

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas suatu permasalahan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Jadi karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah (Andika, 2010)

 

Guna menghasilkan karya tulis ilmiah maka dilakukan penelitian menggunakan metode ilmiah secara sistematis guna memperoleh jawaban yang ilmiah atas suatu permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.

 

JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH

 

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.

 

1.    KTI Nonbuku

Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk non buku terdiri dari KTI yang dipublikasikan dan KTI yang tidak dipublikasikan. Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan, terdiri atas jurnal dan majalah, surat kabar, proceeding, internet yang diterbitkan melalui website lembaga/organisasi ilmiah dan/atau media massayang berbadan hukum. Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk nonbuku yang tidak dipublikasikan dapat berbentuk naskah sebagai bahan/referensi di perpustakaaninstansi/Lembaga, makalah dalam pertemuan ilmiah.

 

2.    KTI Buku

Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk buku merupakan KTI yang dipublikasikan melalui lembaga/organisasi di bidang penerbitan. Secara anatomi, KTI buku memenuhi aspek-aspek kelayakan sebagai buku baik yang bersifat karya tunggal atau karya Bersama. Perhatikan table berikut!


Sumber : Trimansyah (2019)

Karya Tulis Ilmiah yang terdapat dalam buku 4 PKG adalah:

 

A.   Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmiah Bidang Pendidikan Formal

Laporan Hasil Penelitian

Laporan penelitian dapat berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, penelitian deskriptif, penelitian perbandingan, penelitian korelasi,

Makalah Berupa Tinjauan Ilmiah Gagasan atau Pengalaman Terbaik (Best Practice)

 

Tulisan Ilmiah Populer

B.    Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan, dan Buku Pedoman Guru

Publikasi ilmiah pada kelompok ini terdiri dari: (1) Buku Teks Pelajaran, (2) Buku Pengayaan yang terdiri dari Modul/Diktat pembelajaran, Buku dalam Bidang Pendidikan, Karya Terjemahan, dan (3) Buku Pedoman Guru.

C.      Karya Inovatif

Teknologi Tepat Guna

Karya Seni (Karya sastra novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan naskah drama)

Membuat/Memodifikasi Alat Pelajaran/Peraga dan Alat Praktikum

 

Mengacu pada paparan di atas, ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas. 

 

STRUKTUR PENULISAN KTI

 

Umumnya KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya. Secara umum, KTI laporan hasil penelitian mencakup bab sebagai berikut:

 

 

HALAMAN AWAL

BAGIAN ISI

BAB I    PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

B.     RUMUSAN MASALAH

C.     TUJUAN PENELITIAN

D.    MANFAAT PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

A.    KAJIAN PUSTAKA

B.     HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

C.     KERANGKA PEMIKIRAN

D.    HIPOTESIS

BAB III    METODE PENELITIAN

A.    JENIS PENELITIAN

B.     TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

C.     SUBJEK PENELITIAN (POPULASI DAN SAMPEL)

D.    DATA DAN SUMBER DATA

E. TEKNIK VALIDASI DATA

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

G.    TEKNIK ANALISIS DATA

BAB IV    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

B.     HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

C.     PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A.    SIMPULAN

B.     SARAN

 

HALAMAN AKHIR (DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN-LAMPIRAN)

 

Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap institusi pendidikan

 

PERBEDAAN LAPORAN KTI DAN KTI YANG DIKONVERSI MENJADI BUKU

Laporan Penelitian

Buku

Sasaran pembacanya terbatas kalangan tertentu (terlebih jika sifatnya publikasi terbatas)

Sasaran pembacanya bisa semua kalangan yang memiliki interest terhadap isi buku

Sistematika penulisan dalam penomoran-penomoran sub bab yang kaku dan baku

Sistematika penulisan fleksibel disesuaikan dengan isi buku

Sajian datanya mulai dari data mentah hingga data yang diolah

Minim sajian data berupa data mentah. Umumnya hanya data yang berarti bagi pembaca saja yang dicantumkan

Bahasa baku yang butuh pemahaman

Bahasa mudah dipahami

 

Ber-ISBN

(Istiqomah, 2020; Trimansah, 2019)

 

KONSEP TENTANG BUKU

 

Oxford Dictionary memberikan definisi buku sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Konferensi UNESCO tahun 1964 merumuskan definisi buku sebagai terbitan tercetak tidak berkala berjumlah sedikit-dikitnya 49 halaman, tidak termasuk halaman kulit.

Buku terdiri dari tiga bagian yaitu :

a.    halaman-halaman awal (preliminaries) yang mencakup judul, kata pengantar, aneka daftar seperti daftar isi, dan daftar tabel/bagan/lampiran,

b.    isi utama (main body) yang mencakup pendahuluan, isi dan penutup,

c.    halaman-halaman akhir (reference-matter) yang mencakup daftar pustaka, lampiran, dan biodata penulis.

 

Mengacu pada definisi tersebut, maka ciri-ciri buku adalah :

·         Terbitan tercetak tidak berkala (tercetak dapat secara fisik maupun elektronik (e-book)

·         Sekurang-kurangnya 49 halaman (beberapa pakar menyebutkan tebal ini khusus bagian isi)

·         Memiliki kulit (cover)

·         Adapun untuk ukuran minimal 15,5 cm x 23 cm (Standar UNESCO)

 

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

 

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab yang lebih fleksibel tanpa terikat aturan sub bab huruf abjad kemudian sub-sub bab angka dan seterusnya

 

Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.

 

TUJUAN MENGKONVERSI KTI MENJADI BUKU

Sesuai penjenisannya, ada KTI Nonbuku dan KTI berupa buku. KTI berupa buku tidak perlu dikonversi karena sudah berupa buku. KTI Nonbuku yang menjadi fokus konversi.

Tujuan mengkonversi KTI nonbuku menjadi buku antara lain:

1.    Keilmuan

       Hasil penelitian selain bermanfaat dalam pengembangan keilmuan, juga bermanfaat untuk menemukan permasalahan sesuai ranah yang diteliti. Permasalahan tersebut tentunya tidak hanya teronggok dalam laporan, namun perlu dicarikan solusi.  Mengkonversinya dalam bentuk buku membuat permasalahan tersebut diketahui oleh khalayak sehingga menjadi dasar bagi penelitian lain untuk menemukan solusinya. Misalnya bagian dalam refleksi PTK dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemecahan masalah saat guru menerapkan suatu metode pembelajaran.

       Buku dapat dikonsumsi publik secara luas sebagai bahan referensi.

Memberi petunjuk pada pembaca untuk melakukan hal serupa tapi tak sama (modifikasi action berdasarkan referensi buku hasil konversi)

2.    Pengembangan Teknologi

       Contoh yang banyak ditemui adalah PTK yang mengujicobakan atau mengembangkan media-media pembelajaran dengan karakteristik unik dan mengandung unsur kebaruan. Karya-karya inovatif yang dipublikasikan akan menjadi referensi dalam pengembangan teknologi pembelajaran.

       Teknologi tepat guna hasil temuan yang selama ini lebih banyak dipraktikkan di kanal online sebenarnya juga dapat dibukukan sehingga menjadi buku yang inspiratif.

3.    Pengembangan Karier/Profesi

       Beberapa jabatan seperti widyaiswara, dosen, bahkan guru memang menuntut adanya publikasi berupa buku. Syarat kenaikan pangkat dari unsur pengembangan profesi bagi guru dan dosen khususnya seperti yang terdapat pada buku 4 PKG juga diatur mengenai penerbitan buku.

       Selain dalam rangka pengembangan profesi, tentu saja penulisnya akan mendapat popularitas jika bukunya terbit dan berhasil menjadi best seller.

4.    Ekonomis

       Saat masih berupa laporan maka KTI nonbuku seperti PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi kurang memiliki nilai ekonomis. Mengingat bentuknya berupa laporan, sehingga sulit dijadikan sebagai bahan rujukan. Umumnya hanya sebagai pelengkap pada bagian hasil penelitian yang relevan ataupun penguatan dari penelitian dari peneliti lain.

                       

            Pada sisi lain, mengubah KTI menjadi buku seolah mempatenkan hasil laporan karena masuk penerbit, dilindungi hak ciptanya, memiliki ISBN hingga masuk dalam katalog Perpusnas.

 

CARA MENGKONVERSI KTI MENJADI BUKU

 

Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan setting penelitian (baik tempat maupun waktu). Biasanya judul baku KTI mengikuti kaidah tersebut. Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

 

Sebagai buku ilmiah, judul buku hasil konversi harus mencerminkan isi, bahasanya lugas, dan tidak menggunakan bahasa kias. Oleh sebab itu, judul KTI harus dimodifikasi agar menarik, misalnya:

 

JUDUL LAPORAN KTI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATERI PERAN DAN DAMPAK TIK DENGAN PENERAPAN STRATEGI TIM QUIZ PADA SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 3 MOJOLABAN SUKOHARJO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JUDUL BUKU

STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK

PENULIS

DARYONO (2017)

Sumber: Dokumentasi Penulis

 

JUDUL LAPORAN KTI

PENERAPAN STRATEGI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERY ONE IS TEACHER DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI MICROSOFT WORD SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 3 MOJOLABAN SUKOHARJO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JUDUL BUKU

ASYIKNYA BELAJAR MICROSFT WORD DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERY ONE IS TEACHER

PENULIS

DARYONO (2018)

Sumber: Dokumentasi Penulis

Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku. Saat dikonversi menjadi buku, maka KTI nonbuku harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab kaku yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

 

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA

 

Pada kasus PTK yang saya buat, saya rubah dengan judul FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

 

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab- sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor fenomena permasalahan yang diulas dalam keseluruhan isi buku.

 

Modifikasi Bab II

Mengambil contoh bab II laporan KTI yang disusun Daryono (2018) berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Every One Is Teacher dalam Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Microsoft Word Siswa Kelas VII F SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018” yang membahas Kajian Teori dengan sistematika sebagai berikut.

A.      Landasan Teori

1.         Motivasi Belajar

a.       Pengertian Motivasi Belajar

b.      Peran dan Fungsi Motivasi Belajar

c.       Ciri-ciri Orang yang Memilikli Motivasi Belajar

d.      Macam-macam Motivasi Belajar

e.       Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

f.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

g.      Pengembangan Motivasi Belajar

2.         Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

a.       Pengertian Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

b.      Komponen Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

c.       Cakupan Materi Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

3.         Pembelajaran Kooperatif

a.       Pengertian Pembelajaran Kooperatif

b.      Dasar-dasar Pembelajaran Kooperatif

c.       Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

d.      Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

4.         Model Pembelajaran Every One is Teacher Here

a.       Pengertian Every One is Teacher Here

b.      Langkah-langkah Every One is Teacher Here

c.       Manfaat Every One is Teacher Here

d.      Kelebihan dan Kekurangan Every One is Teacher Here

B.       Hasil Penelitian yang Relevan

C.       Kerangka Pemikiran

D.      Hipotesis Tindakan

 

Susunan bab dan sub bab di atas harus dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :

BAB II MOTIVASI BELAJAR

BAB III PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB IV PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB V MODEL PEMBELAJARAN EVERY ONE IS TEACHER HERE

 

Modifikasi Bab III

Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph pada bab awal *Hasil dan Pembahasan*

 

Sajian pada bab ini berdasarkan laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar materi peran dan dampak tik dengan penerapan strategi tim quiz pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.  Materi peran dan dampak TIK merupakan salah satu materi penting dikuasai siswa. Selain terkait dengan capaian hasil belajar, juga memahamkan siswa bahwa TIK tidak hanya sekedar urusan mengoperasikan perangkat keras beserta perangkat lunaknya, namun mampu menciptakan perubahan dalam kehidupan manusia.

 

Kenyataannya siswa belum mampu memahami peran dan dampak sesungguhnya dari TIK. Hal ini disebabkan materi peran dan dampak TIK merupakan materi yang belum pernah dikenal siswa pada jenjang pendidikan sebelumnya serta siswa memahami TIK hanya sebatas dunia komputer. Penelitian tersebut dilakukan di kelas VII H SMP Negeri Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 32 orang. Hasil Tindakan kelas dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan statistik sederhana (Daryono, 2017).

 

Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya *bab 3* memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI. Alasan Bab III cenderung dihilangkan dari struktur buku karena tujuan buku tidak ingin membatasi pembaca secara metodologis mengingat pada bab III KTI umumnya terbatas pada metodologi tertentu. Buku yang disusun bersifat universal sehingga dapat dijadikan referensi dalam metode apa saja.

 

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Dalam contoh di atas mengambil judul bab:

Bab IV STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK

Pada bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Maksudnya bahwa  tabel, grafik, foto-foto kegiatan tidak lagi berada dalam lampiran namun dibuat menyatu dengan buku yang tentunya disesuaikan narasinya.

 

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Kondisi sebelum dan sesudah penelitian yang masih belum ataupun sudah tercapai tetapi belum memuaskan dapat diuraikan. Intinya bab ini menyaran pada tentang permasalahan yang masih harus diperhatikan. Khususnya PTK, penulis dapat mengambil hasil-hasil refleksi setiap siklus mengingat pada tahapan refleksi ditemukan adanya kelebihan dan kekurangan

 

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrumen penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi. Lampiran PTK misalnya RPP, kisi-kisi soal, soal boleh dilampirkan

 

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MENGKONVERSI KTI MENJADI BUKU

 

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Penulis memastikan bahwa laporan yang akan dikonversi menjadi buku memang benar-benar hasil karyanya dan bukan hasil plagiasi.Tidak dipungkiri bahwa banyaknya publikasi ilmiah melalui media digital justru disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan plagiasi

 

Kedua, menghindari kompilasi. Penulis sering terjebak dalam kegiatan plagiasi dalam bentuk Kompilasi. Maksudnya penulis hanya sekedar meng-copas pendapat asli para pakar.  Guna menghindari hal ini, penulis bisa menggunakan berbagai macam gaya selingkung, misalnya gaya Harvard yang banyak dipergunakan.

 

Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Seperti telah disingung di atas, tidak semua data boleh disajikan dalam buku. Hal-hal yang bersifat privacy tidak boleh dicantumkan dalam buku. Oleh sebab itu, isi buku harus terbebas dari penyajian daya yang bersifat rahasia, misalnya nama siswa bisa dirubah dalam bentuk kode-kode.

 

Keempat, modifikasi bahasa buku.

a.         Hindari pemakaian penanda transisi menurut, hal itu sesuai dengan pendapat, lebih lanjut si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut

b.         Tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

 

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada laporan KTI, biasanya penulis mengambil sumber kedua dalam kutipannya, yang biasa ditemu dengan transisi  (Si A seperti dikutip Si B), Si A mengutip pendapat si B menyatakan bahwa, saat mengambil pendapat dari blog, penulis perlu memperhatikan tingkat akurasi pendapat tersebut disandingkan dengan pendapat para pakar

 

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Hal ini perlu diwaspadai karena penulis terkadang lupa telah melakukan pengembangan sumber kutipan untuk memperkaya teori-teori yang disajikan.

Sedangkan yang dicantumkan di daftar Pustaka sama persis dengan laporan KTI.

 

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN. Agar memperoleh ISBN, maka penulis sebelum mengirimkan naskahnya perlu memperhatikan kelengkapan naskah (a) judul buku, (b) kata pengantar, (c) daftar isi, (d) isi buku terdiri dari bab-bab, (e) profil penulis/ pengarang, (f) daftar pustaka, khusus untuk buku ilmiah atau ilmiah popular, (g) sinopsis yang ditempatkan di cover belakang buku, dan (h) cover buku.

 

Frequently Asked Questions

Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung dijadikan buku?

Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Mengapa demikian? Sebab penerbit seperti percetakan mandiri maupun penerbit Indie biasanya tidak melakukan pembatasan yang ketat seperti halnya penerbit mayor. Motif kepentingan untuk mengejar angka kredit biasanya menjadi dasar penulis yang sekedar membuat laporan KTI nya diterbitkan menjadi buku. Bukan mengkonversi KTI menjadi buku.

 

Penerbit seperti halnya penerbit Indie memang tak bertanggung jawab atas semua isi buku maupun pemasarannya, meskipun ada beberapa yang membantu proses pemasaran. Namun secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Jadi perlu dipahami diawal bahwa: Meng-ISBN-kan KTI tidak sama dengan mengkonversi KTI menjadi buku ber-ISBN. Oleh sebab itu, penulis juga harus jeli dalam memilih penerbit. Caranya, bacalah buku konversi KTI hasil terbitan suatu penerbit. Cermati isinya, maka Anda akan dapat menilai kualitasnya. Apakah hanya sekedar menerbitkan apa adanya atau memang benar-benar memperhatikan kualitas terbitannya.

 

Apakah KTI yang dikonversi menjadi buku pasti lolos dalam penilaian angka kredit?

Meskipun diterbitkan menjadi buku ber-ISBN, belum tentu buku hasil konversi KTI dapat lolos penilaian. Kriteria yang diatur dalam buku 4 PKB bagi guru misalnya, tetap harus dipenuhi selain aspek kelayakan buku. Maksudnya buku hasil konversi memang benar-benar memenuhi aspek anatomi buku. Tim PAK tentu sudah dibekali dengan teknis penilaian buku semacam itu sehingga akan menilai berdasarkan kriteria yang dipersyaratkan.

 

Ada beberapa titik lemah yang ditemukan dalam buku-buku konversi, seperti ketidaksesuaian daftar pustaka yang ditulis dengan yang dirujuk, anatomi yang kurang layak sebagai sebuah buku, substansi kebahasaan masih lekat dengan bahasa KTI, fenomena permasalahan masih skala mikro dan bahkan menyebut tempat sesuai dengan KTI lama.

 

 

KTI tahun berapa saja yang dapat dibukukan?

Hakikatnya, KTI yang dikonversi menjadi buku tidak terbatas pada tahun berapa KTI tersebut dibuat. Secara prinsip, setiap KTI memiliki fenomena permasalahan yang beragam. Namun, permasalahan tersebut tidak lantas menjadi basi atau usang sehingga memiliki kebermaknaan bagi para pembaca buku nantinya.

 

Hal yang penting diperhatikan bahwa teori yang nantinya dipergunakan harus disesuaikan dengan perkembangan teori yang ada saat ini. Contoh sebuah PTK tentang peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran STAD dan dilaksanakan pada tahun 2012. Apabila hendak dijadikan buku yang terbit pada tahun 2021, tentunya teori tentang hasil belajar dan model pembelajaran STAD harus diupdate menggunakan teori-teori terbaru minimal 5 atau 10 tahun terakhir. Jika memang tidak ditemukan pendapat baru, maka bisa menggunakan sumber dari tahun berapapun asalkan relevan dengan kekinian.

 

Bagaimana trik membuat judul buku hasil konversi dari laporan KTI?

Trik pertama adalah mengambil kata kunci judul. Trik kedua, fokus keseluruhan isi buku tentang apa. Jadikan itu sebagai kekuatan judul. Trik ketiga, browsing di web perpusnas sebagai referensi untuk menyusun judul. Judul-judul apa saja yang menarik interest pembaca. Metode pembelajaran boleh sama, namun saat diramu menjadi judul yang menarik maka tetap akan dilirik pembaca.

 

Usahakan membuat judul yang unik dalam pengertian sebisa mungkin judul buku yang akan ditetapkan belum pernah dipakai penulis lain dalam buku yang sudah ber-ISBN. Tekniknya sederhana yakni akses https://isbn.perpusnas.go.id/ kemudian ketik judul buku yang akan ditentukan. Apabila hasil pencarian tidak ditemukan judul dimaksud, berarti judul tersebut dapat dipakai sebagai judul buku hasil konversi.

 

Sebagai gambaran tentang judul buku hasil konversi dari KTI dapat diakses pada https://mohammadihsan.id/article/2020/05/selamat-kti-anda-telah-diubah-menjadi-buku-keren-3286908?bima_access_status=not-logged

 

PRODUK BUKU KARYA TULIS ILMIAH (KTI) HASIL PELATIHAN WIMP PMA

 



C. Penutup

Narasumber menutup pertemuan dengan mengucapkan Terima Kasih kepada peserta yang sudah mengikuti materi ini.

Terima Kasih

Salam Kreatif

Salam literasi

Bandung, Senin 16 Januari 2023

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI