LATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Judul : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Resume Ke : 11
Hari/Tanggal : Rabu, 09 Februari 2022
Narasumber : Sudomo, S.Pt.
Moderator : Helwiyah
Kiat Menulis Cerita Fiksi
Malam ini adalah malam kesebelas pelatihan menulis online bersama Omjay dan PGRI. Tidak terasa sudah sebelas kali pertemuan. Semakin menarik materi yang disajikan dalam kelas menulis online. Sayang rasanya kalau harus terlewatkan walau hanya satu sesi, untuk itu saya akan selalu berusaha untuk stay di WA pada jam kuliah Menulis Online.
1. 1. Pembukaan
Moderator malam ini adalah ibu Helwiyah yang akan membersamai kita semua malam ini, sebelum memulai kegiatan ibu moderator mengajak kita semua untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Ibu moderator memperkenalkan Narasumber kita malam ini yaitu Bapak Sudomo, S.Pt yang biasa disapa dengan panggilan Mazmo atau Pak Momo beliau banyak sekali menulis buku antologi antara lain “ Coffeshop Chronicles” beliau juga seorang penulis Fiksi, ini cover buku beliau.
2. 2. Pemaparan Materi
1). Mengapa harus belajar menulis Fiksi ?
· Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam AKM bagi murid-muridnya.
· Kedua, Menulis Fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan luka, dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.
· Ketiga, cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.
· Keempat, menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.
2). Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi ?
· Pertama, komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.
· Kedua, kemauan dan kemampuan melakukan riset. Lo, kok, cerita fiksi ada riset juga? Iya, dong. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.
· Ketiga, banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.
· Keempat, mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.
· Kelima, memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.
3). Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?
· Pertama, tema yang merupakan ide pokok cerita. Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.
· Kedua, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.
· Ketiga, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.
· Keempat, penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
· Kelima, latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.
· Keenam, sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.
4). Bagaimana Kita Menulis Cerita Fiksi?
· Pertama, niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.
· Kedua, perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.
· Ketiga, terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.
· Keempat, outline/kerangka karangan.
a). Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
b). Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
c). Membuat premis sesuai tema
d). Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
e). Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
f). Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
G. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
· Kelima, mulailah menulis. Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
a). Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
b). Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
c). Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
d). Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
e). Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
f). Membuat ending yang baik Keenam, lakukan swasunting. Dilakukan setelah selesai menulis;
g). Jangan menulis sambil mengedit;
h). Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
i). Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting
tulisan sendiri;
j). Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3. Tanya Jawab
P1 : Bagaimana cara membuat alur cerita dan konflik yang menarik ?
Jawaban
Cara membuat alur cerita dan konflik yang menarik yaitu dengan membuat pembaca penasaran dan usahakan tidak cacat logika.
P2 : Bagaimana agar cerita Fiksi menarik di hati pembaca?
Jawaban
Cerita Fiksi yang menarik adalah pilihan tema yang dekat dengan pembaca, hadirkan konflik cerita yang logis juga menarik pembaca, alur yang runtut juga jaminan pembaca betah penyelesaikan bacaannya. Apalagi alurnya bikin penasaran dijamin akan menarik hati pembaca.
P3 : 1). Bila ingin menulis fiksi apakah mutlak harus membaca banyak cerita fiksi karya penulis lain ?
2). Bagaimana perbedaan menulis kreatif dan menulis fiksi ?
3). Bagaimana kita mudah membangun alur dan plot cerita fiksi?
Jawaban
Banyak membaca akan semakin mudah menulis.
1). Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Sementara pembaca yang baik belum tentu menjadi penulis yang baik.
2). Menulis fiksi termasuk menulis kreatif. Perbedaannya menulis kreatif bukan saja menulis fiksi, tetapi juga non fiksi.
3). Kiat membangun alur diawali dari outline/kerangka karangan selanjutnya dikembangkan jadi tulisan utuh.
4. Penutup
Closing Statement dari Narasumber
Untuk menghasilkan karya tulisan fiksi yang baik, kuncinya adalah terus belajar, karena dengan terus belajar kita akan seterusnya menjadi pembelajar.
Bagus Bu semangat untuk selalu menulis
BalasHapus