KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA
Rabu ,8 Maret 2023
Gelombang ke :
28
Resume ke : 26
Materi :
Cara Menerbitkan Buku Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Raliyanti
Alhamdulillah , malam ini sudah memasuki edisi ke -26 KBMN
asuhan Om Dokjay dan PGRI . Materi malam ini edisi spesial yaitu : cara
penerbitan buku mayor bersama Narasumber yang super keren yaitu bapak Joko
Irawan Mumpuni dengan didampingi moderator ibu Raliyanti yang akan menemani
kita selama dua jam kedepan .
A. Pembukaan
Moderator membuka kegiatan malam ini dengan mengajak kita
semua untk berdoa menurut agama dan keyakinan kita Masing Masing agar ilmu yg
kita peroleh malam ini bermanfaat dan
lebih berkah . .
Moderator
Memperkenalkan narasumber malam ini yaitu: Bapak Joko Irawan
Mumpuni . Beliau akrab disapa dengan
panggilan Pak Joko , Pak Joko adalah direktur penerbit ANDI Jogjakarta dan tercatat sebagai Dewan Pertimbangan IKAPI
DIY. Beliau penulis buku yang bersertifikat BSNP dan Asesor BNSP .
B Paparan Materi
Penerbit Mayor adalah penerbit buku yang memiliki
produktivitas dalam skala besar, memiliki nama besar, dan modal besar.
Buku hasil terbitan penerbit mayor kerap termasuk dalam
buku-buku berkualitas. Untuk itu proses penerbitan buku pada penerbit mayor
mengalami proses yang cukup panjang karena melalui seleksi yang cuku rumit dan
ketat. Hal ini bisa dipahami karena seluruh rangkaian penerbitan sampai
penjualan dilakukan oleh penerbit sendiri.
Sebuah perusahaan dapat menjadi penerbit mayor, tentu
harus mengalami perjalanan dan upaya
yang panjang..
Untuk mendapatkan
kriteria penerbit mayor yang tidak mungkin dpt diraih dalam waktu singkat, bisa
sampai puluhan tahun.
Setiap penulis mempunyai impian kalau bukunya bisa
diterbitkan oleh penerbit mayor. Di Indoensia sendiri jumlah penerbit buku
mayor tidak banyak.
Syarat menjadi
penerbit mayor salah satunya adalah harus sudah memiliki judul terbitan buku
puluhan ribu judul dan tiap tahunnya harus menerbitkan ratusan judul secara
konsiaten.
Perusahaan penerbitan merupakan Industri kreatif. Di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang menjalin kolaborasi. Komponen itu
adalah insan-insan kreatif, yang terdiri dari penulis, editor, layouter,
ilustrator dan desain grafis.
Komponen-komponen itu adalah bagian dari industri kreatif
penerbitan cetak. Saat ini dan masa-masa mendatang komponen atau pelaku itu
akan bertambah ke arah pelaku atau komponen bidang lain. Mereka akan
bergabung sesusi dengan perkembangan dunia penerbitan yang
kini sudah mengarah pada Publisher 5,0. yang memanfaatkan teknologi IT untuk
menerbitkan karya-karya kreatif.
Jenis dan Pengelompokan Buku
Buku teks perguruan tinggi dikotomi atas buku eksak dan non
eksak. Dalam dunia pustaka. jenis-jenis buku diklasifikasi biasanya dengan
bentuk gambar grafis
Dua kategori besar jenis buku adalah ;
1) Buku teks yang umumnya dipergunakan sebagai buku sekolah
atau kampus, dikenal dengan buku pelajaran untuk sekolah dan buku perguruan
tinggi untuk kampus.
2) Buku non teks atau buku-buku populer, bacaan umum yang
dikelompokkan menjadi buku Fiksi dan non fiksi
pengelompokan
buku diatas dapat menjadi acuan penulis
untuk membuat atau menulis buku sesuai dengan minat dan kecenderungan
masing-masing.
Dasar Penerbitan Buku,
Di samping klasifikasi di atas penulisan buku juga dapat disandarkan pada
hal-hal sebagai berikut.;
1. Seberapa sering orang (Indonesia) membeli buku. menurut
survey sekitar 17% membeli buku sekali setiap minggu, 4% sekali dalam 2 minggu,
23% sekali dalam sebulan, dan 56% sekali dalam setahun.
2) Alasan masyarakat membeli buku didasarkan pada opini dan
motivasi atau alasan konsumen
Berdasarkan opini, 57% orang membeli buku karena murah, 27 %
karena masuk akal, 10% karena harganya sedikit tinggi, dan 6% karena harganya
terlalu mahal.
Berdasarkan motivasi/alasan
3. Jumlah orang membeli buku dalam satu tahun dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin dan tempat membeli. Berdasarkan jenis kelamin,
pembeli buku wanita sekitar 65% wanita dan 61 pria. Sedangkan berdasarkan
tempat membeli terdiri dari 47% membeli di toko, 31 di perpustakaan, 12% dari
teman, dan sisanya 10% tidak membaca.
4) Berdasarkan jenis buku, yaitu, thriler 33%, sci-fi dan
fantasi 31%, sejarah 29%, buku romansa 25%, buku petualangan 22%, buku klasik
18%, kriminal 14%, buku tentang modernitas 13%, dan puisi 12%
5) Berdasarkan jenis tulisan yang paling diminati kalangan
pembaca, yaitu, 75% fiksi, 41% non fiksi, bisni, 33%, sains populer 31%,
literatur hobi 24%, serta literatur sains dan texbook 22%
Posisi penulis dalam Menulis Buku
Seorang penulis yang ingin menerbitkan buku pada penerbit
mayor dapat melakukan refleksi dengan menggunakan ilustrasi di bawah ini. Hasil refleksi itu akan membuat
seorang penulis memahami pada
posisi mana yang
bersangkutan berpijak.
Ilustrasi berikut penulis dapat membantu untuk melakukan refleksi. Jika membaca dimulai dari
bawah maka posisi penulis akan menjadi seperti berikut ini.
Saya tidak ingin melakukannya;
Saya tidak dapat melakukanny;,
Saya mau melakukan;
Bagaimana saya melakukan;
Saya akan mencoba;
Saya dapat melakukannya;
Saya akan melakukannya; atau,
Ya saya melakukan itu.
Industri buku
Penerbitan merupakan sebuah sistem, sebuah aktivitas bisnis
yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berkaitan satu sama lain.
Penerbitan ibarat sebuah individu organik, yang dilengkapi dengan organ atau
alat-alat tubuh yang saling melengkapi.
Jika membaca skema indistri buku di bawah ini, penerbit
merupakan pusat insdustri. Dalam proses penerbitan banyak komponen dan sub
komponen yang terlibat. Komponen itu terdiri dari pengarang atau penulis,
pencetaksumber modal, seniman, penerjemah, eksportir, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
Dalam skema yang lebih sederhana, ekosistem penerbitan itu
terdiri dari 4 komponen, yaitu: 1.penulis
2.penerbit
3. penyalur
4. P.embaca (konsumen). ke empat komponen itu saling
membutuhkan dan salah satunya tidak dapat dilepaskan dari sistem penerbitan itu
sendiri.
Budaya literasi masyarakat dan
Bisnis penerbitan juga harus mempertimbangkan tingkat dan budaya literasi masyarakat. Dalam hal
tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan , banyak
pihak akibat rendahnya tingkat litersai dibanding negara lain sekawasan. hal
inilah yang menjadi salah satu faktor terbesar dunia penerbitan. Bagaimanapun
kualitas dan kuantitas buku yang diproduksi jika kecenderungan literasi
masayarakat rendah, industri penerbitan tidak akan dapat bertahan lama.
Secara umum ada tiga hal yang menghambat pertumbuhan
industri penerbitan/literasi.
1.Minat baca
meliputi, budaya baca, kurangnya, bahan bacaan, dan kualitas
bacaan
2. Minat Tulis
meliputi, budaya
menulis, ketidak tahuan prosedur menulis, dan asumsi yang masih keliru tentnag
dunia kepenulisan dan penerbitan
3. Apresiasi hak cipta, yang ditandai dengan, pembajakan,
duplikasi nonlegal,, perangkat hukum terhadap pelanggaran hak cipta.
Proses Penerbitan
Proses penerbitan buku pada penerbit mayor
cukup rumit. Bermula
dari proses penulisan oleh penulis. Penulis membuat naskah dan mengirinkam
kepada penerbit dalam bentuk softcopy. Penerbit kemudian melakukan penilaian
naskah. Pada tahap ini penulis akan menghdapi dua kemungkinan, diterima atau
ditolak. Jika ditolak naskah akan dikembalikan tetapi jika diterima, penerbit
akan menyampaikan surat pemberitahuan.
Tahapan dalam penerbitan buku adalah ;
Naskah dalam softcopy yang diterima penerbit kemudian
mengalami proses editing. Setelah mengalami editing, buku dilengkapi dengan
setting dan design cover. Tahapan berikutnya adalah proses proofreading yang
dilanjutkan dengan koreksi. Koreksi buku ada dua tahap, yaitu koreksi komputer
dan koreksi manual.
Setelah proses koreksi rampung, buku mengalami cetak film
(cetak isi dan cover). Buku kemudian dijilid. Proses paling akhir dari
penerbitan adalah wrapping (pembungkusan atau pengepakan). Buku tinggal
didistribusikan.
TIPS MEMILIH PENERBIT
Dalam memilih penerbit, penulis harus selektif. Sebagai
acuan kriteria penerbit yang dapat dipertanggungjawabkan adalah sebagai
berikut.
Memiliki visi dan misi yang jelas
memiliki bussines core lini produk tertentu
Memiliki pengalaman penerbit
Modal besar dan memiliki percetakan sendiri
berani berspekulasi dengan menentukan jumlah cetakan
jujur dalam membayar royalti.
Sebagai perbandingan,
penerbit yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut
Hanya bertindak sebagai borker naskah
Alamat penerbit tidak jelas
Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik
Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri
Tidak memiliki percetakan sndiri
Persentase royalti tidak wajar
laporan keuangan tidak jelas.
Dengan berhasil menerbitkan buku pada penerbit mayor,
penulis akan memperoleh beberapa keuntungan berupa, kepuasan, reputasi sebagai
penulis. akan lebih baik, karis kepenulisan dan (mungkin juga) karir lain akan
lebih luas. Tidak saja sebagai penulis, yang bersangkutan sangat mungkin
mendapat undangan sebagai pembicara. Keuntungan lainnya adalah finansial yang
berasal dari royalti perusahaan.
Naskah yang Diterbitkan
Pertanyaan besar acapkali timbul adalah tentang kriteria
naskah buku yang dapat diterima oleh penerbit. Hal ini dapat dipahami mengingat
bahwa tidak semua naskah dapat diterima Sebagai contoh, Penerbit ANDI setiap
bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 nasakah. Namun yang diterima untuk
diterbitkan hanya 50 Judul saja.
Sistem penilaian naskah pada penerbit secara umum yaitu:
1) Editorial dengan bobot 10%, peluang potensi pasar
50-100%, keilmuan, bobot 30%, dan reputasi penulis 10-100%.
Disamping penilaian di atas, penerbit juga melakukan
pengelompokan naskah berdasarkan popularitas tema dan penulis. Pengelompokan
itu terdiri dari;
1) tema tak populer penulis populer.
2) tema tak populer
penulis tak poluler,
3) tema populer penulis tak populer, dan 4) tema populer
penulis populer.
Untuk mengetahui topik populer yang sedang berkembang dalam
kurun awaktu tertentu, penulis dapat memanfaatkan google trend. Sekarang ini
bahkan penulis dapat memanfaatkan produk OpenAi yang tengah menjadi polemik
global. Produk itu adalah chatgpt. Kecerdasan buatan itu dapat membantu penulis
untuk menemukan ide menulis bahkan membantu membuat tulisan..
Kelompok naskah paling berpotensi memiliki pangsa pasar yang
luas adalah kelompok terakhir tema populer penulis populer. Namun demikin,
bukan berarti bahwa penulis tidak populer tidak memiliki kesempatan untu
menerbitkan buku pada penerbit mayor. Salah satu cara yang ditempuh adalah
penulis dan berkolaborasi dengan penulis populer untuk menulis sebuah buku.
Contohnya, sejumlah penulis alumni KBMN PGRI berhasil menerbitkan karyanya pada
penerbit Andi karena di dalamnya ada nama atau ketrelibatn penulis ternama,
Prof. Eko Indrajit.
Apa yang dilakukan penerbit Andi di atas membuktikan bahwa
reputasi penulis sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerbitan.
Popularitas penulis menempati posisi yang hampir utama dalam keberhasilan
bisnis.
Dalam mencetak jumlah buku penerbit menggunakan 4 kwadran
sebagai dasar pertimbangan, yaitu :
1) market sempit dan lifecycle panjang,
2). Market lebar lifecycle panjang,
3)Market sempit
lifecycle pendek, dan market lebar dan lifecycle pendek.
Penerbit akan sangat berhati hati jika ada buku-buku yang
bertema memiliki pasar sempit dan lifecycle pendek, namun penerbit akan senang
dengan tema buku yang memiliki lifecycle panjang dan market lebar.
Sebagai komponen utama yang terlibat dalam bisnis
penerbitan, penulis terdiri dari bebarapa tipe yaitu :
Pertama, Penulis berfikir idealis. Penulis tipe ini tidak memperhatikan
kebutuhan pasar, tidak suka campur tangan pihak lain, imbalan finansial tidak
begitu diutamakan, dan kesempurnaan sebuah karya lebih penting tinimbang produktivitas.
Ke dua, penulis berfikir industrialis. Tipe penulis ini
sangat memperhatikan kebutuhan pasar, terbuka dan lapang dada terhadap
intervensi pihak lain, imbalan finasial menjadi tujuan pokok, dan kadang-kadang
kesemprunaan karya tidak lebih penting daripada produktivitas.
Ke tiga, Penulis bertfikir idealis-industrialis. Ciri
penulis tipe ini yaitu, tetap memperhatikan kebutuhan psar namun berani
mengambil sikap yang berbed dengan kebanyakan penulis, memiliki keterbukaan
terhadap pihak lain tetapi tetap berpendirian kokoh, imbalan finasial masih
dianggap penting tetapi kualitas ,enjadi lebih utama, dan memperhatikan
keseimbangan antara kesempurnaan karya dan produktivitas
Ke empat, Penulis tidak idealis dan tidak industrialis. Tipe
ini mungkin asal menulis. Menghasilkan tulisan merupakan orienasi hidupnya.
Perkara tulisan itu berkualitas atau laku di pasaran bukan persoalan. Penulis
ini bisa produktif tetapi melepaskan diri dari sikap idealis dan indsutrialis.
Buku terbitan juga dapat diklasifikasi berdasarkan kuantitas
konsumen dan penulis, yaitu;
1.Advence, jumlah konsumen sdikit dan jumlah penulis juga
sedikit
2. Internediate, jumlah konsumen sedang/menengah dan jumlah
penulis sedang dan menengah
3. Beginner, jumlah konsumen besar , jumlah penulis juga
besar .
Dua kategori besar jenis buku adalah :
1) Buku teks yang umumnya dipergunakan sebagai buku sekolah
atau kampus, dikenal dengan buku pelajaran untuk sekolah dan buku erguruan
tinggi untuk kampus, dan
2) Buku non teks atau buku-buku populer, bacaan umum yang
dikelompokkan menjadi buku Fiski dan Non fik pengelompokan buku dapat menjadi acuan penulis untuk membuat
atau menulis buku sesuai dengan minat dan kecenderungan masing-masing.
Dasar Penerbitan Buku
Di samping klasifikasi
, penulisan buku juga dapat disandarkan pada hal-hal sebagai berikut.
1. Seberapa sering orang (Indonesia) membeli buku. menurut
survey sekitar 17% membeli buku sekali setiap minggu, 4% sekali dalam 2 minggu,
23% sekali dalam sebulan, dan 56% sekali dalam setahun.
2) Alasan masyarakat membeli buku didasarkan pada opini dan
motivasi atau alasan konsumen
Berdasarkan opini, 57% orang membeli buku karena murah, 27 %
karena masuk akal, 10% karena harganya sedikit tinggi, dan 6% karena harganya
terlalu mahal.
Berdasarkan motivasi/alasan
3. Jumlah orang membeli buku dalam satu tahun dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin dan tempat membeli. Berdasarkan jenis kelamin,
pembeli buku wanita sekitar 65% wanita dan 61 pria. Sedangkan berdasarkan
tempat membeli terdiri dari 47% membeli di toko, 31 di perpustakaan, 12% dari
teman, dan sisanya 10% tidak membaca.
4) Berdasarkan jenis buku, yaitu, thriler 33%, sci-fi dan
fantasi 31%, sejarah 29%, buku romansa 25%, buku petualangan 22%, buku klasik
18%, kriminal 14%, buku tentang modernitas 13%, dan puisi 12%
5) Berdasarkan jenis tulisan yang paling diminati kalangan
pembaca, yaitu, 75% fiksi, 41% non fiksi, bisni, 33%, sains populer 31%,
literatur hobi 24%, serta literatur sains dan texbook 22%
Posisi penulis dalam Menulis Buku
Seorang penulis yang ingin menerbitkan buku pada penerbit
mayor dapat melakukan refleksi dengan menggunakan ilustrasi di bawah ini Hasil refleksi itu akan membuat
seorang penulis memahami pada posisi mana yang bersangkutan berpijak.
Ilustrasi berikut penulis dapat membantu penulis melakukan
refleksi. Jika membaca dimulai dari bawah maka posisi penulis akan menjadi
seperti berikut ini.
Saya tidak ingin melakukannya
Saya tidak dapat melakukanny;,
Saya mau melakukan;
Bagaimana saya melakukan??
Saya akan mencoba;
Saya dapat melakukannya;
Saya akan melakukannya; atau,
Ya saya melakukan itu.
Industri buku
Penerbitan merupakan sebuah sistem, sebuah aktivitas bisnis
yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berkaitan satu sama lain.
Penerbitan ibarat sebuah individu organik, yang dilengkapi dengan organ atau
alat-alat tubuh yang saling melengkapi.
Jika membaca skema indistri buku di bawah ini, penerbit
merupakan pusat insdustri. Dalam proses penerbitan banyak komponen dan sub
komponen yang terlibat. Komponen itu terdiri dari pengarang atau penulis,
pencetaksumber modal, seniman, penerjemah, eksportir, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
DAlam skema yang lebih sederhana, ekosistem penerbitan itu
terdiri dari 4 komponen, yaitu: 1.penulis
2.penerbit
3.pemyalur
4. pembaca (konsumen). ke empat komponen itu saling membutuhkan
dan salah satunya tidak dapat dilepaskan dari sistem penerbitan itu sendiri.
Budaya literasi masyarakat
Bisnis penerbitan juga harus mempertimbangkan tingkat dan budaya literasi masyarakat. Dalam hal
tingkat literasi, bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak
pihak akibat rendahnya tingkat litersai dibanding negara lain sekawasan. hal
inilah yang menjadi salah satu faktor terbesar dunia penerbitan. Bagaimanapun
kualitas dan kuantitas buku yang diproduksi jika kecenderungan literasi
masayarakat rendah, industri penerbitan tidak akan dapat bertahan lama.
Secara umum ada tiga hal yang menghambat pertumbuhan
industri penerbitan/literasi.
Minat baca, meliputi, budaya baca, kurangnya, bahan bacaan,
dan kualitas bacaan
Minat Tulis, meliputi, budaya menulis, ketidak tahuan
prosedur menulis, dan asumsi yang masih keliru tentnag dunia kepenulisan dan
penerbitan
Apresiasi hak cipta, yang ditandai dengan, pembajakan,
duplikasi nonlegal,, perangkat hukum terhadap pelanggaran hak cipta.
Proses Penerbitan
Proses penerbitan buku pada penerbit mayor cukup rumit.
Bermula dari proses penulisan oleh penulis. Penulis membuat naskah dan
mengirinkam kepada penerbit dalam bentuk softcopy. Penerbit kemudian melakukan
penilaian naskah. Pada tahap ini penulis akan menghdapi dua kemungkinan,
diterima atau ditolak. Jika ditolak naskah akan dikembalikan tetapi jika
diterima, penerbit akan menyampaikan surat pemberitahuan.
Naskah dalam softcopy yang diterima penerbit kemudian
mengalami proses editing. Setelah mengalami editing, buku dilenkapi dengan
setting dan design cover. Tahapan berikutnya adalah proses proofreading yang
dilanjutkan dengan koreksi. Koreksi buku ada dua tahap, yaitu koreksi komputer
dan koreksi manual.
Setelah proses koreksi rampung, buku mengalami cetak film
(cetak isi dan cover). Buku kemudian dijilid. Proses paling akhir dari
penerbitan adalah wrapping (pembungkusan atau pengepakan). Buku tinggal
didistribusikan.
TIPS MEMiLIH PENERBIT
Dalam memilih penerbit, penulis harus selektif. Sebagai
acuan kriteria penerbit yang dapat dipertanggungjawabkan adalah sebagai
berikut.
Memiliki visi dan misi yang jelas
memiliki bussines core lini produk tertentu
Memiliki pengalaman penerbit
Modal besar dan memiliki percetakan sendiri
berani berspekulasi dengan menentukan jumlah cetakan
jujur dalam membayar royalti.
Sebagai perbandingan,
penerbit yang harus diwaspadai adalah: sebagai berikut
Hanya bertindak sebagai borker naskah
Alamat penerbit tidak jelas
Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik
Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri
Tidak memiliki percetakan sndiri
Persentase royalti tidak wajar
laporan keuangan tidak jelas.
Dengan berhasil menerbitkan buku pada penerbit mayor,
penulis akan memperoleh beberapa keuntungan berupa, kepuasan, reputasi sebagai
penulis akan lebih baik, karis kepenulisan dan (mungkin juga) karir lain akan
lebih luas. Tidak saja sebagai penulis, yang bersangkutan sangat mungkin
mendapat undangan sebagai pembicara. Keuntungan lainnya adalah finansial yang
berasal dari royalti perusahaan.
Naskah yang Diterbitkan
Pertanyaan besar acapkali timbul adalah tentang kriteria
naskah buku yang dapat diterima oleh penerbit. Hal ini dapat dipahami mengingat
bahwa tidak semua naskah dapat diterima Sebagai contoh, Penerbit ANDI setiap
bulan menerima naskah masuk bisa sampai 500 nasakah. Namun yang diterima untuk
diterbitkan hanya 50 Judul saja.
Sistem penilaian naskah pada penerbit secara umum yaitu, 1)
Editorial dengan bobot 10%, peluang potensi pasar 50-100%, keilmuan, bobot 30%,
dan reputasi penulis 10-100%.
Disamping penilaian di atas, penerbit juga melakukan
pengelompokan naskah berdasarkan popularitas tema dan penulis. Pengelompokan
itu terdiri dari, 1) tema tak populer penulis populer, 2) tema tak populer
penulis tak poluler, 3) tema populer penulis tak populer, dan 4) tema populer
penulis populer.
Untuk mengetahui topik populer yang sedang berkembang dalam
kurun awaktu tertentu, penulis dapat memanfaatkan google trend. Sekarang ini
bahkan penulis dapat memanfaatkan produk OpenAi yang tengah menjadi polemik
global. Produk itu adalah chatgpt. Kecerdasan buatan itu dapat membantu penulis
untuk menemukan ide menulis bahkan membantu membuat tulisan.
Kelompok naskah paling berpotensi memiliki pangsa pasar yang
luas adalah kelompok terakhir tema populer penulis populer. Namun demikin,
bukan berarti bahwa penulis tidak populer tidak memiliki kesempatan untu
menerbitkan buku pada penerbit mayor. Salah satu cara yang ditempuh adalah
penulis dan berkolaborasi dengan penulis populer untuk menulis sebuah buku.
Contohnya, sejumlah penulis alumni KBMN PGRI berhasil menerbitkan karyanya pada
penerbit Andi karena di dalamnya ada nama atau ketrelibatn penulis ternama,
Prof. Eko Indrajit.
Apa yang dilakukan penerbit Andi di atas membuktikan bahwa
reputasi penulis sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerbitan.
Popularitas penulis menempati posisi yang hampir utama dalam keberhasilan
bisnis.
Dalam mencetak jumlah buku penerbit menggunakan 4 kwadran
sebagai dasar pertimbangan, yaitu, 1) market sempit dan lifecycle panjang, 2).
Market lebar lifecycle panjang, 3)Market sempit lifecycle pendek, dan masrket
lebar dan lifecycle pendek.
Penerbit akan sangat berhati hati jika ada buku-buku yang
bertema memiliki pasar sempit dan lifecycle pendek, namun penerbit akan senang
dengan tema buku yang memiliki lifecycle panjang dan market lebar.
Sebagai komponen utama yang terlibat dalam bisnis
penerbitan, penulis terdiri dari bebarapa tipe.
Pertama, Penulis berfikir idealis. Penulis tipe ini tidak
memperhatikan kebutuhan psar, tidak suka campur tangan pihak lain, imbalan
finansial tidak begitu diutamakan, dan kesempurnaan sebuah karya lebih penting tinimbang produktivitas.
Ke dua, penulis berfikir industrialis.
Tipe penulis ini sangat memperhatikan kebutuhan pasar,
terbuka dan lapang dada terhadap intervensi pihak lain, imbalan finasial
menjadi tujuan pokok, dan kadang-kadang kesemprunaan karya tidak lebih penting
daripada produktivitas.
Ke tiga, Penulis berfikir idealis-industrialis.
Ciri penulis tipe ini
yaitu, tetap memperhatikan kebutuhan pasar namun berani mengambil sikap yang
berbeda dengan kebanyakan penulis, memiliki keterbukaan terhadap pihak lain
tetapi tetap berpendirian kokoh, imbalan finasial masih dianggap penting tetapi
kualitas ,enjadi lebih utama, dan memperhatikan keseimbangan antara
kesempurnaan karya dan produktivitas
Ke empat, Penulis tidak idealis dan tidak industrialis.
Tipe ini mungkin asal menulis. Menghasilkan tulisan
merupakan orienasi hidupnya. Perkara tulisan itu berkualitas atau laku di
pasaran bukan persoalan. Penulis ini bisa produktif tetapi melepaskan diri dari
sikap idealis dan industrialis
C. Penutup
Demikian rangkaian kegiatan malam ini semoga kita semua bisa menulis buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor , Aamiin yra
Salam literasi
Bandung : 8 Maret 2023
Komentar
Posting Komentar